PGI: di Papua OPM Ditembak Mati, di Sini ISIS Dibiarkan
- Peristiwa
- 7
- 05 Agu 2014 00:19
Kelima, mendukung Menteri Agama dan
Menko Polhukam untuk menolak ISIS. Keenam, tidak menerapkan standard
ganda terhadap berbagai aksi, tindakan dan kelompok yang menolak
Pancasila dan NKRI, Jakarta, Senin (04/08/2014) (Liputan6.com/Johan
Tallo)
Erary pun menyangkan tindakan pemerintah, terutama aparat penegak hukum, yang terkesan lamban dalam mencegah munculnya ISIS dan seluruh pendukungnya di Indonesia.
"Kalau di Papua, setiap orang yang mengibarkan bendera Organisasi Papua Merdeka (OPM) langsung ditembak mati. Tapi kenapa kalau ISIS ini seakan dibiarkan. Saya ingin bertanya kenapa polisi diam?" kritik Erary di sela-sela pernyataan sikap penolakan ISIS di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Senin (4/8/2014).
Menurut Erary, munculnya video ISIS di media sosial yang mengajak masyarakat bergabung, seharusnya tidak terjadi jika pemerintah Indonesia peduli akan persatuan dan kesatuan umat beragama.
"Kami prihatin dengan fenomena ini, pemerintah dalam hal ini polisi, kejaksaan, dan tentara seakan diam dengan munculnya ISIS," kata Erary.
Erary mengatakan, jika fenoma seperti ISIS ini terus bermunculan di wilayah Indonesia, dikhawatirkan akan memicu ketidakpercayaan rakyat terhadap pemerintah. Dalam hal ini mengenai kebebasan dan persatuan antar umat beragama.
"Kami harap pemerintah dengan tegas menindak ISIS. Kami dari Papua bahwa sudah tidak lagi percaya oleh pemerintah, jika tidak ada jaminan hak hidup kepada rakyat Indonesia," ucapnya.
Sekelompok warga Indonesia muncul di sebuah video yang dirilis ISIS dan meminta kaum muslim di Indonesia ikut serta bergabung dengan kelompok mereka.
Video yang berdurasi 8 menit itu diunggah ISIS dengan judul 'Ayo Bergabung'. Video itu menyerukan kewajiban bagi kaum muslim bergabung dan juga menyatakan dukungan bagi kelompok tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar