Komisi I DPR: Serangan Israel Bertujuan Melanggengkan Penjajahan
- Politik
- 3
- 11 Jul 2014 12:08
Tim penyelamat dan warga Palestina
mencari korban di bangunan yang hancur usai serangan udara Israel ke
jalur Gaza, Kamis (10/7/14). (AFP PHOTO/Thomas Coex)
"Serangan militer Israel yang tak pernah berhenti terhadap Palestina menegaskan sikap dasar politik Israel yang ingin melanggengkan penjajahan," ujar Mahfudz dalam keterangan resminya, di Jakarta, Jumat (11/7/2014).
Alih-alih tercapai targetnya, lanjut Mahfudz, serangan brutal tersebut justru akan makin menguatkan solidaritas dan persatuan semua elemen masyarakat Palestina, dan akan makin menguatkan dukungan dunia terhadap rekonsiliasi nasional dan kemerdekaan Palestina.
Maka itu, Indonesia perlu lebih tegas dan maju dalam memberikan dukungan politik kepada Palestina.
"Saya mendesak agar Indonesia segera mengambil langkah-langkah tekanan diplomatik termasuk membawa kasus serangan militer ini ke Dewan Keamanan PBB, mendorong Sidang Darurat OKI dan pengiriman bantuan kemanusiaan," tegas Mahfudz.
Mahfudz menuturkan, sebagai Ketua Komisi I sudah bicara dengan Menlu Marty Natalegawa terkait percepatan langkah pembukaan kantor perwakilan Indonesia di Palestina. Hal itu sebagai bentuk kepedulian Indonesia pada situasi di Gaza.
"Setahun lalu Komisi I sudah sampaikan hasil pembicaraan dengan Presiden Mahmud Abbas dan PM Ismail Haniyya, tentang dukungan mereka terhadap rencana pembukaan kantor perwakilan - setingkat konsul kehormatan - di Palestina. Saya berharap ini bisa terwujud sebelum berakhirnya pemerintahan Presiden SBY," tandas Mahfudz.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Jumat (11/7/2014), tidak hanya pada malam, serangan rudal juga dilancarkan pasukan Israel ke Jalur Gaza pada siang hari.
Puing-puing bangunan dan sejumlah kerusakan lain menjadi pemandangan yang mudah dijumpai di berbagai tempat di Gaza. Bahkan, tak sedikit warga yang harus kehilangan anggota keluarga dan tempat tinggal mereka.
Di Khan Yonis, serangan rudal Israel pada Kamis 10 Juli dini hari waktu setempat, sedikitnya menewaskan 7 warga Palestina. 5 Di antaranya merupakan anak-anak. Sejak gempuran terbuka 3 hari terakhir ini, jumlah korban jiwa sudah mencapai 90 orang. 20 Di antaranya adalah anak-anak. Sementara korban luka mencapai lebih dari 600 orang.
Hingga Kamis 10 Juli kemarin, tak kurang dari 800 ton bom telah diluncurkan pasukan Israel ke lebih dari 750 target di sepanjang Jalur Gaza. Israel berdalih, serangan dilancarkan untuk menghacurkan basis-basis perlawanan pejuang Hamas.
Hamas sendiri juga menembakkan puluhan roketnya ke arah Israel sebagai balasan. Namun sebagain besar serangan balasan itu berhasil ditangkal Israel dengan Sistem Pertahanan Kubah Besi atau Iron Dome.
Perang terbuka antara Israel dan faksi perlawanan Hamas telah berlangsung selama 3 hari dan merenggut puluhan korban tewas. Namun sampai sejauh ini, masyarakat internasional termasuk PBB belum bereaksi menghentikan tragedi kemanusiaan di Gaza ini.
Hanya Liga Arab yang telah menggelar pertemuan darurat di Mesir. Dalam seruannya, mereka mendesak Dewan Keamanan PBB memerintahkan Israel menghentikan serangannya.
Desakan juga datang dari utusan Palestina di PBB. Mereka menuntut PBB segera turun tangan dan menghentikan aksi pembantaian warga Gaza oleh Israel itu. Namun Amerika Serikat dan sekutunya justru membela serangan Israel. Mereka berdalih serangan roket Hamas lah yang memicu gempuran Israel saat ini. (Tnt)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar