Ukraina: Perwira Rusia Tekan Tombol Rudal ke Arah MH17
- Internasional
- 0
- 22 Jul 2014 22:43
Ilustrasi MH17 terbakar (Liputan6.com/Andri Wiranuari)
Liputan6.com, Kiev - Ketika jasad-jasad korban kecelakaan maut Malaysia Airlines Penerbangan MH17 mencapai Kharkiv, kota di bawah kendali Pemerintah Ukraina, pihak kembali Kiev kembali melancarkan tudingan pada Rusia. Menyebut perwira Moskos lah yang menembak jatuh pesawat yang mengangkut 298 orang itu.
Vitaly Nayda, direktur keamanan informasi Ukraina yang menyuarakan tudingan tersebut dalam wawancara dengan CNN. "Pelakunya pasti Rusia," kata dia, seperti dikutip Liputan6.com pada Selasa (22/7/2014).
"Seorang perwira yang terlatih, dilengkapi senjata, dan terdidik...memencet tombol." Intelijen ukraina, kata dia, punya bukti yang mendasari klaim tersebut.
Bukti itu, kata Nayda, adalah rekaman audio yang didapat pihak intelijen. "Kami merekam percakapan antara perwira Rusia dan seseorang di kantornya di Moskow," kata dia. "Kami tahu pasti, beberapa menit sebelum rudal ditembakkan, ada laporan ke perwira tersebut bahwa pesawat (target) telah datang."
"Mereka tahu pesawat itu datang dengan kecepatan dan arah yang konstan. Mereka seharusnya tahu, itu bukan pesawat tempur namun 'pesawat sipil berbadan lebar."
Namun, rekaman tersebut hingga kini belum dirilis ke publik.
Sebelumnya, Moskow membantah bertanggung jawab terkait penembakan MH17. Petinggi militer Rusia, Letnan Jenderal Andrei Kartapolov bahkan menuduh Ukraina lah yang menembak pesawat tersebut dari salah satu jet militer-- tudingan itu dibantah Presiden Ukraina Petro Poroshenko, yang mengatakan saat kejadian semua pesawat tempur negaranya masih ada di darat.
'Tersangka' ketiga, pemberontak Ukraina pro-Rusia juga membantah bertanggung jawab. "Ini adalah bagian dari perang informasi," kata pemimpin pemberontak Alexander Borodai. "Kami tidak memiliki kemampuan teknis untuk menghancurkan pesawat itu. Namun, Ukraina tidak tertarik pada kebenaran."
Secara terpisah, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, negaranya akan menggunakan pengaruhnya pada pemberontak Ukraina demi investigasi menyeluruh.
Namun, pihak AS tak percaya kata-kata Putin. "Tak ada perkataan putin yang bisa dipercaya," kata senator Partai Republik dari Arizona, John McCain. "Ada 'terlalu banyak bukti' keterlibatan Rusia dalam tragedi ini."
Vitaly Nayda, direktur keamanan informasi Ukraina yang menyuarakan tudingan tersebut dalam wawancara dengan CNN. "Pelakunya pasti Rusia," kata dia, seperti dikutip Liputan6.com pada Selasa (22/7/2014).
"Seorang perwira yang terlatih, dilengkapi senjata, dan terdidik...memencet tombol." Intelijen ukraina, kata dia, punya bukti yang mendasari klaim tersebut.
Bukti itu, kata Nayda, adalah rekaman audio yang didapat pihak intelijen. "Kami merekam percakapan antara perwira Rusia dan seseorang di kantornya di Moskow," kata dia. "Kami tahu pasti, beberapa menit sebelum rudal ditembakkan, ada laporan ke perwira tersebut bahwa pesawat (target) telah datang."
"Mereka tahu pesawat itu datang dengan kecepatan dan arah yang konstan. Mereka seharusnya tahu, itu bukan pesawat tempur namun 'pesawat sipil berbadan lebar."
Namun, rekaman tersebut hingga kini belum dirilis ke publik.
Sebelumnya, Moskow membantah bertanggung jawab terkait penembakan MH17. Petinggi militer Rusia, Letnan Jenderal Andrei Kartapolov bahkan menuduh Ukraina lah yang menembak pesawat tersebut dari salah satu jet militer-- tudingan itu dibantah Presiden Ukraina Petro Poroshenko, yang mengatakan saat kejadian semua pesawat tempur negaranya masih ada di darat.
'Tersangka' ketiga, pemberontak Ukraina pro-Rusia juga membantah bertanggung jawab. "Ini adalah bagian dari perang informasi," kata pemimpin pemberontak Alexander Borodai. "Kami tidak memiliki kemampuan teknis untuk menghancurkan pesawat itu. Namun, Ukraina tidak tertarik pada kebenaran."
Secara terpisah, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, negaranya akan menggunakan pengaruhnya pada pemberontak Ukraina demi investigasi menyeluruh.
Namun, pihak AS tak percaya kata-kata Putin. "Tak ada perkataan putin yang bisa dipercaya," kata senator Partai Republik dari Arizona, John McCain. "Ada 'terlalu banyak bukti' keterlibatan Rusia dalam tragedi ini."
Credit: Elin Yunita Kristanti