Rabu, 20 Agustus 2014

Merawat burung cipo bakalan MH agar rajin bunyi


Merawat burung cipo bakalan MH agar rajin bunyi

Perawatan burung cipo (terkadang disebut juga cipoh, cipew, sirpu, dan sirtu) memang menuntut kesabaran ekstra. Pasalnya, burung cipo dianggap susah bunyi ketika dipelihara dalam sangkar. Tetapi benarkah itu? Apakah ada burung yang benar-benar susah berkicau ketika dipelihara dalam sangkar, jika kita tahu bagaimana merawatnya secara benar. Dalam artikel ini, Anda juga bisa melihat beberapa video mengenai burung cipo yang gacor, jinak tangan, hingga pelatihan melalui media suara dan tangan.
Cipo muda hutan lebih mudah berbunyi dibanding yang sudah dewasa
Cipo muda hutan lebih mudah bunyi daripada burung dewasa.
Suara kicuan khas dari burung cipo memang bisa membuat kita merasa seperti berada di alam liar. Di hutan-hutan pinggiran kota atau daerah yang banyak ditumbuhi pohon tinggi, mereka sering bersahut-sahutan dengan burung kepodang atau bincarung. Ada yang menjuluki cipo sebagai kepodang kecil.
Seperti disebutkan dalam artikel terdahulu (silakan cek di sini), cipo merupakan burung pengicau dari keluarga Aegithinidae. Ada dua jenis cipo, yaitu cipoh kacat / common iora (Aegithina tiphia) dan cipoh jantung / green iora (Aegithina viridissima).
Mereka sering bercengkerama di dahan pohon tinggi, dan sesekali mencari makanan di semak-semak belukar maupun tanaman rendah.
Karakter burung ini sebenarnya mudah bersosialisasi. Namun di habitatnya, mereka lebih sering terlihat sendirian atau berpasangan.
Begitu menemukan lokasi baru, cipo akan mengeluarkan suara kicauan khasnya, yang merupakan penanda bahwa dia ada di lokasi tersebut. Karena bukan burung teritorial, maka dalam satu wilayah bisa terdapat beberapa ekor cipo lainnya.
Begitu mendengar kicauan cipo, maka cipo-cipo yang lain akan membalas suara kicauan tersebut, sehingga akan terdengar seperti suara panggilan bergema.
Dengan mengenali karakter dan perilakunya di alam liar, bisa disimpulkan bahwa cipo bisa dipancing agar bersuara dengan memberikan lokasi penggantangan sangkar yang lebih bervariasi, alias tidak melulu di satu tempat. Setiap hari, kita bisa memindahnya ke lokasi lain, meski masih berada di sekitar rumah.
Lebih baik lagi jika Anda memiliki minimal dua ekor cipo, yang diletakkan secara berjauhan, sehingga mereka akan saling memanggil dan bersahut-sahutan seperti di alam liar.
Tetapi jika Anda memelihara cipo sejak anakan, atau minimal bakalan muda hutan (MH), kendala sulit bunyi bisa dihindari. Sebab cipo muda mudah dipancing untuk mengeluarkan suara kicauannya. Anda bisa menggodanya dengan suara, seperti cetekan tangan maupun siulan. Bahkan digoda dengan tangan pun, burung muda sering bunyi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar