Iwan Fals
Biografi
Nama Lengkap: Virgiawan Listanto
Jenis Kelamin: Laki-laki
Agama: Islam
Tempat/ Tanggal lahir: Jakara, 3 September 1961
Pekerjaan: Penyanyi
Pasangan: Rosanna (Mbak Yos)
Anak: Galang Rambu Anarki (Almarhum), Annisa Cikal Rambu Basae, Raya Rambu Rabbani
Orang Tua: Lies (Ibu), Haryoso (Ayah)
Web: www.iwanfals.co.id
Twitter: @iwanfals
PERJALANAN KARIER
PERJALANAN KARIER
Iwan Fals adalah salah
satu penyanyi legendaris Indonesia. Legenda hidup yang bernama asli
Virgiawan Listanto ini dikenal dengan lagu-lagu baladanya yang
menuturkan realitas keseharian dan kritik sosial yang dibungkus dalam
nada yang indah dan lagu yang merdu.
Dalam lagunya penyanyi
yang selalu memaninkan gitar ini memotret kehidupan dan sosial-budaya di
akhir tahun 1970-an hingga sekarang. Banyak hal yang jadi tema lagunya
misalnya kritik atas DPR yang dituangkan dalam lagu Wakil Rakyat, nasib guru dalam Oemar Bakrie, tema dunia malam seperti Lonteku, bencana seperti Ethopia, sampai untuk tokoh seperti Hatta.
Begitu kerasnya kritik
lawan sempat membuatnya “diawasi” oleh Rezim Orde Baru. Apalagi banyak
lagunya yang dinilai menohok langsung pada pemerintah. Meski demikian
Iwan tetap eksis dan memiliki pendukung fanatik di kaum “akar rumput”.
Bahkan pendukung Iwan ini
kemudian mendirikan sebuah yayasan pada tanggal 16 Agustus 1999 yang
disebut Yayasan Orang Indonesia atau biasa dikenal dengan seruan Oi.
Yayasan ini mewadahi aktifvitas para penggemar Iwan Fals. Hingga
sekarang kantor cabang Oi dapat ditemui setiap penjuru Nusantara dan
beberapa bahkan sampai ke mancanegara.
Iwan Fals menghabiskan
masa kecilnya di Bandung, Jawa Barat. Dia kemudian ikut saudaranya di
Jeddah, Arab Saudi selama 8 bulan. Bakat musiknya makin terasah ketika
ia berusia 13 tahun, di mana Iwan banyak menghabiskan waktunya dengan
mengamen di Bandung. Bermain gitar dilakukannya sejak masih muda bahkan
ia mengamen untuk melatih kemampuannya bergitar dan mencipta lagu.
Ketika di SMP, Iwan menjadi gitaris dalam paduan suara sekolah.
Selanjutnya, datang
ajakan untuk mengadu nasib di Jakarta dari seorang produser. Ia lalu
menjual sepeda motornya untuk biaya membuat master. Iwan rekaman album
pertama bersama rekan-rekannya, Toto Gunarto, Helmi, Bambang Bule yang
tergabung dalam Amburadul. Tapi, album tersebut gagal di pasaran dan
Iwan kembali menjalani profesi sebagai pengamen.
Setelah dapat juara di
festival musik country, Iwan ikut festival lagu humor. Arwah Setiawan
(almarhum), lagu-lagu humor milik Iwan sempat direkam bersama Pepeng,
Krisna, Nana Krip dan diproduksi oleh ABC Records. Tapi juga gagal dan
hanya dikonsumsi oleh kalangan tertentu saja. Sampai akhirnya,
perjalanan Iwan bekerja sama dengan Musica Studio. Sebelum ke Musica,
Iwan sudah rekaman sekitar 4-5 album. Di Musica, barulah lagu-lagu Iwan
digarap lebih serius. Album Sarjana Muda, misalnya, musiknya ditangani
oleh Willy Soemantri.
Iwan tetap menjalani
profesinya sebagai pengamen. Ia mengamen dari rumah ke rumah, kadang di
Pasar Kaget atau Blok M. Album Sarjana Muda ternyata banyak diminati dan
Iwan mulai mendapatkan berbagai tawaran untuk bernyanyi. Kemudian
sempat masuk televisi setelah tahun 1987. Waktu siaran acara Manasuka Siaran Niaga di TVRI, lagu Oemar Bakri sempat ditayangkan di TVRI. Ketika anak kedua Iwan, Cikal lahir tahun 1985, kegiatan mengamen langsung dihentikan.
Selama Orde Baru, banyak
jadwal acara konser Iwan yang dilarang dan dibatalkan oleh aparat
pemerintah, karena lirik-lirik lagunya yang kritis.
Saat bergabung dengan kelompok SWAMI dan merilis album bertajuk SWAMI pada 1989, nama Iwan semakin meroket dengan mencetak hits Bento dan Bongkar yang sangat fenomenal. Perjalanan karier Iwan Fals terus menanjak ketika dia bergabung dengan Kantata Takwa pada 1990 yang di dukung penuh oleh pengusaha Setiawan Djodi. Konser-konser Kantata Takwa saat itu sampai sekarang dianggap sebagai konser musik yang terbesar dan termegah sepanjang sejarah musik Indonesia.
Iwan lahir di Jakarta pada 3 September 1961 dari pasangan Haryoso (almarhum) dan Lies. Iwan menikahi Rosanna (Mbak Yos) dan mempunyai anak Galang Rambu Anarki (almarhum), Annisa Cikal Rambu Basae, dan Rayya Rambu Robbani.
Saat bergabung dengan kelompok SWAMI dan merilis album bertajuk SWAMI pada 1989, nama Iwan semakin meroket dengan mencetak hits Bento dan Bongkar yang sangat fenomenal. Perjalanan karier Iwan Fals terus menanjak ketika dia bergabung dengan Kantata Takwa pada 1990 yang di dukung penuh oleh pengusaha Setiawan Djodi. Konser-konser Kantata Takwa saat itu sampai sekarang dianggap sebagai konser musik yang terbesar dan termegah sepanjang sejarah musik Indonesia.
Iwan lahir di Jakarta pada 3 September 1961 dari pasangan Haryoso (almarhum) dan Lies. Iwan menikahi Rosanna (Mbak Yos) dan mempunyai anak Galang Rambu Anarki (almarhum), Annisa Cikal Rambu Basae, dan Rayya Rambu Robbani.
Galang mengikuti jejak
ayahnya terjun di bidang musik. Walaupun demikian, musik yang ia bawakan
berbeda dengan yang telah menjadi trade mark ayahnya. Galang kemudian menjadi gitaris kelompok Bunga dan sempat merilis satu album perdana menjelang kematiannya.
Nama Galang juga dijadikan salah satu lagu Iwan, berjudul Galang Rambu Anarki
pada album Opini , yang bercerita tentang kegelisahan orang tua
menghadapi kenaikan harga-harga barang sebagai imbas dari kenaikan harga
BBM pada awal tahun 1981 yaitu pada hari kelahiran Galang (1 Januari
1981).
Nama Cikal sebagai putri
kedua juga diabadikan sebagai judul album dan judul lagu Iwan Fals yang
terbit tahun 1991. Galang Rambu Anarki meninggal pada bulan April 1997
secara mendadak akibat narkoba. Hal ini membuat aktivitas bermusik Iwan
sangat terpukul. Galang kemudian dimakamkan di pekarangan rumah Iwan
Fals di desa Leuwinanggung Bogor Jawa Barat, sekitar satu jam perjalanan
dari Jakarta. Sepeninggal Galang, Iwan vakum dalam membuat lagu dan
menyanyi. Dia memilih menyibukkan diri dengan melukis dan berlatih bela
diri.
Pada tahun 2002 Iwan
mulai aktif lagi membuat album setelah sekian lama menyendiri dengan
munculnya album Suara Hati yang di dalamnya terdapat lagu Hadapi Saja yang bercerita tentang kematian Galang Rambu Anarki. Pada lagu ini istri Iwan Fals (Yos) juga ikut menyumbangkan suaranya.
Pada tahun 2003, Iwan
kembali memiliki anak laki-laki. Raya Rambu Rabbani lahir pada tanggal
22 Januari. Sebuah tanggal lahir yang juga judul dalam lagu lama Iwan.
Dalam lagunya belakangan
ini, banyak yang menilai Iwan telah mengalami perubahan dalam bermusik.
Selain penampilangnya yang tidak lagi berambut gondrong dan berkumis
tebal serta jenggot lebat, lagu Iwan juga terdengar lebih lembut. Tema
cinta mulai sering terdengar. Meski demikian kritik tetap tidak absen di
dalam albumnya misalnya lagu Manusia Setengah Dewa. Februari 2010 Iwan kembali meluncurkan album baru bertajuk “Keseimbangan”.
DISKOGRAFI
DISKOGRAFI
Yang Muda Yang Bercanda I – dalam lagu dan baca (1979)
Album ini diedarkan oleh LHI (Lembaga Humor Indonesia) dibawah bendera ABC records. Ini adalah awal karir Iwan Fals setelah dia menjadi juara pertama lomba musik humor yang diadakan oleh LHI, kemudian LHI menerbitkan album ini yang isinya adalah rekaman live peserta lomba musik humor, lagu dan cerita dengan mc Otong Lenon. Dalam sampul kaset ini nama Iwan Fals masih ditulis dengan ejaan “Iwan False”.
Yang Muda Yang Bercanda II – dalam lagu dan baca (1979)
Ini merupakan sambungan dari jilid pertama, isinya masih sama yaitu rekaman live lomba musik humor yang diadakan oleh LHI. Artis pendukung yang tertulis dalam sampul album ini antara lain Klombhoor’s Group, Tom Slepe, Iwan False, Yusuf Lubis, dan mc Otong Lenon. Iwan Fals di sini menyanyikan lagu antara lain ‘Frustasi’ dan ‘Imitasi’ versi live sama persis dengan rekaman yang sekarang beredar dalam album Frustasi kopian baru.
Canda Dalam Nada (1979)
Sesuai dengan janjinya, pemenang lomba musik humor akan dibuatkan album sendiri. LHI bersama ABC records menerbitkan album solo ini dari rekaman live pada acara lomba. Pada album ini nama Iwan Fals dirubah, kalau sebelumnya memakai nama ‘Iwan False’, diganti menjadi ‘Iwan Fales’.
Album ini diedarkan oleh LHI (Lembaga Humor Indonesia) dibawah bendera ABC records. Ini adalah awal karir Iwan Fals setelah dia menjadi juara pertama lomba musik humor yang diadakan oleh LHI, kemudian LHI menerbitkan album ini yang isinya adalah rekaman live peserta lomba musik humor, lagu dan cerita dengan mc Otong Lenon. Dalam sampul kaset ini nama Iwan Fals masih ditulis dengan ejaan “Iwan False”.
Yang Muda Yang Bercanda II – dalam lagu dan baca (1979)
Ini merupakan sambungan dari jilid pertama, isinya masih sama yaitu rekaman live lomba musik humor yang diadakan oleh LHI. Artis pendukung yang tertulis dalam sampul album ini antara lain Klombhoor’s Group, Tom Slepe, Iwan False, Yusuf Lubis, dan mc Otong Lenon. Iwan Fals di sini menyanyikan lagu antara lain ‘Frustasi’ dan ‘Imitasi’ versi live sama persis dengan rekaman yang sekarang beredar dalam album Frustasi kopian baru.
Canda Dalam Nada (1979)
Sesuai dengan janjinya, pemenang lomba musik humor akan dibuatkan album sendiri. LHI bersama ABC records menerbitkan album solo ini dari rekaman live pada acara lomba. Pada album ini nama Iwan Fals dirubah, kalau sebelumnya memakai nama ‘Iwan False’, diganti menjadi ‘Iwan Fales’.
Daftar lagu: Side A:
‘Generasi Frustasi’, ‘Dongeng Tidur’, ‘Imitasi’, ‘Kisah Motorku’ dan
‘Johni Kesiangan’. Side B : ‘Pengamen’ dan ‘Jaman Edan’ dari Tom Slepe
juga lagu ‘Pie-Pie’ serta ‘Disco Cangkeling’ dari Pusaka Jaya.
Canda Dalam Ronda (1979)
Masih bersama ABC
records, Iwan diberikan sebuah album penghargaan karena dia telah
memenangi lomba musik humor. Album ini hanya berisi 4 buah lagu yang
diambil dari album Canda Dalam Nada yang semuanya dinyanyikan oleh Iwan
Fals dan dibantu GM Selo (Gerak Musik Seloroh) juara lomba lawak
mahasiswa yang anggotanya adalah Pepeng, Krisna Abu, Bang Nana, Mas
Taufik. Nama Iwan Fals disini ditulis dengan ejaan "Iwan Fales". Dan
cover album ini yang berupa karikatur digambar oleh Dwi Koen seorang
kartunis yang terkenal dengan tokoh karikatur Panji Koming. Semua debut
Iwan Fals bersama ABC records tidak lepas dari peran Arwah Setiawan.
Daftar lagu: 'Dongeng Tidur', 'Kopral', 'Ambulan Zig-Zag' dan 'Joni Kesiangan'.
Perjalanan (1980)
Bersama grup bandnya yang
bernama Amburadul, dapat dikatakan ini adalah album pertama Iwan Fals,
seluruhnya berisi lagu baru dengan single hits lagu ‘Perjalanan’. Aroma
Bob Dylan sangat kental, disini ditambah dengan suara Iwan yang
‘nyempreng’ dan irama country ballads sangat sesuai dengan lirik yang
sangat sosial. Pada album ini nama Helmie dan Totok Gunarto bernyanyi
pada beberapa lagu seperti Alasan, Ibu, Gaya Travolta dan Inspirasi.
Album ini adalah lanjutan dari kontrak dengan LHI untuk mengorbitkan
pemenang lomba musik humor.
Daftar
lagu: 'Perjalanan', 'Aku Berjalan', 'Pemborong Jalan', 'Mak', 'Wanita
Tiruan', 'Bencana Alam', 'Alasan', 'Inspirasi', 'Gaya Travolta', 'Ibu'
Sarjana Muda (1981)
Sarjana Muda (1981)
Album ini dapat dibilang
adalah awal karir Iwan Fals di dunia musik profesional. Setelah kontrak
dengan ABC records selesai, Iwan Fals meneken kontrak dengan Musica
Studios. Music director dikerjakan oleh Willy Soemantri, didukung oleh
Amir Katamsi, Luluk Purwanto. Idris Sardi menjadi bintang tamu mengisi
suara biola pada lagu ‘Guru Oemar Bakrie’. Begitu beredar, album ini
langsung menjadi pembicaraan. Masyarakat Indonesia yang pada saat itu
kenyang disuguhi lagu dengan nuansa cinta mendapat suguhan segar dari
lirik-lirik lagu Iwan Fals yang bernuansa kritik sosial.
Daftar lagu: ‘Sarjana
Muda’, ‘Guru Oemar Bakrie’, ‘Bung Hatta’, ‘Doa Pengobral Dosa’, ‘Si Tua
Sais Pedati’, ‘Ambulance Zig Zag’, ‘22 Januari’, ‘Puing’, ‘Yang
Terlupakan’, ‘Bangunlah Putra Putri Pertiwi’.
Opini (1982)
Opini (1982)
Melanjutkan sukses album
pertama di bawah bendera Musica, album ini juga meraup untung besar.
Dengan musisi pendukung yang hampir sama, album ini menjadi lebih
‘nakal’ liriknya. Lagu ‘Galang Rambu Anarki’ menyentuh emosi
pendengarnya, rupanya Iwan Fals mengambil momen kenaikan harga BBM yang
dianggap tinggi saat itu bersamaan dengan kelahiran anak pertamanya
menyebabkan harga-harga menjadi melonjak. Ada lagi lagu ‘Obat Awet Muda’
yang liriknya gamblang menceritakan perselingkuhan membuat panas
telinga hidung belang, juga lagu ‘Antara Aku Kau Dan Bekas Pacarmu’ yang
sebenarnya lagu cinta, namun oleh sebagian orang diartikan sebagai
suatu penghinaan secara halus terhadap penguasa saat itu.
Daftar lagu: ‘Galang
Rambu Anarki’, ‘Obat Awet Muda’, ‘Antara Aku Kau Dan Bekas Pacarmu’,
‘Isi Rimba Tak Ada Tempat Berpijak Lagi’, ‘Sapuku Sapumu Sapu Sapu’,
‘Opiniku’, ‘Ambisi’, ‘Tak Biru Lagi Lautku’, ‘Tarmijah Dan Problemnya’.
Sumbang (1983)
Sumbang (1983)
Ian Antono dan Abadi
Soesman menjadi musisi pendukung dalam album ini, menjadikan warna baru
dalam lagu-lagu Iwan Fals. Lagu ‘Sumbang’ keras lirik protesnya. Ada
lagu ‘Celoteh Camar Tolol Dan Cemar’ yang menceritakan tenggelamnya
kapal penumpang Tampomas II. Ada kesalahan cetak dalam album ini yaitu
lagu “Jendela Kelas I’, seharusnya judul hanya Jendela Kelas namun
ketambahan angka I (satu), maksudnya angka I (satu) tersebut adalah
editing pertama.
Daftar lagu: ‘Sumbang’,
‘Kereta Tiba Pukul Berapa’, ‘Semoga Kau Tak Tuli Tuhan’, ‘Puing’,
‘Jendela Kelas I’, ‘Berikan Pijar Matahari’, ‘Siang Pelataran SD Sebuah
Kampung’, ‘Asmara Tak Secengeng Yang Aku Kira’, ‘Celoteh Camar Tolol Dan
Cemar’.
Sugali (1984)
Sugali (1984)
Lagu ‘Sugali’ menjadi
hits, dikerjakan bersama Chilung Ramali, menceritakan tentang preman
yang menjadi target sasaran petrus (penembak misterius) yang marak pada
dekade 80-an. Tetapi yang menjadi persoalan pada album ini yaitu adanya
lagu ‘Serdadu’ yang isinya bercerita tentang prajurit yang kurang
diperhatikan kesejahteraannya, yang gajinya dipotong oleh komandannya.
Daftar lagu: ‘Sugali’,
‘Rindu Tebal’, ‘Siang Seberang Istana’, ‘Serdadu’, ‘Nak’, ‘Berkacalah
Jakarta’, ‘Maaf Cintaku’, ‘Tolong Dengar Tuhan’, ‘Azan Subuh Masih di
Telinga’.
Barang Antik (1984)
Barang Antik (1984)
Bersama music director
Willy Soemantri, Iwan membuka diri menerima karya orang lain untuk
dinyanyikan. Hanya lagu ‘Jangan Bicara’ yang diciptakan oleh Iwan Fals.
Selebihnya diciptakan oleh Diat, Yoesyono, Chilung Ramali, Jaya Susanto,
Dama, Richard Kyoto, Tommy dan Marie, Willy dan Tommy. Lagu ‘Barang
Antik’ bercerita tentang angkutan tua (oplet) yang tergusur dengan
angkutan lain seperti bis, mikrolet dan bajaj namun tetap beroperasi
dipinggiran kota. Lagu ‘Jangan Bicara’ menjadi kontroversi karena
liriknya yang sangat pedas.
Daftar lagu: ‘Barang
Antik’, ‘Kumenanti Seorang Kekasih’, ‘Sunatan Masal’, ‘Jangan Bicara’,
‘Asmara Dan Pancaroba’, ‘Tante Lisa’, ‘Salah Siapa’, ‘Nyanyianmu’,
‘Jalan Yang Panjang Berliku’, ‘Neraka Yang Asyik’.
Sore Tugu Pancoran (1985)
Sore Tugu Pancoran (1985)
Masih bersama Willy
Soemantri, album ini meledak dipasaran. Karena muncul bersamaan dengan
film yang dibintangi Iwan Fals dengan judul ‘Damai Kami Sepanjang Hari’.
Film ini bercerita tentang kehidupan pengamen yang menjadi sukses
rekaman dan diisi dengan lagu-lagu Iwan. Album ini secara tidak langsung
dapat dikatakan menjadi soundtrack film tersebut. Ada lagu ‘Ujung Aspal
Pondok Gede’ yang berkisah tentang penggusuran. ‘Sore Tugu Pancoran’
bercerita tentang anak sekolah yang menjadi penjual koran.
Daftar lagu: ‘Sore Tugu
Pancoran’, ‘Aku Antarkan’, ‘Ujung Aspal Pondok Gede’, ‘Tince Sukarti
Binti Machmud’, ‘Yang Tersendiri’, ‘Angan dan Ingin’, ‘Berapa’, ‘Damai
Kami Sepanjang Hari’, ‘Intermezo’, ‘Cik’.
(KPJ) Kelompok Penyanyi Jalanan (1985)
(KPJ) Kelompok Penyanyi Jalanan (1985)
Album ini dapat dibilang
bagi-bagi rezeki antara Iwan Fals dengan kawan-kawannya sesama pengamen
yang tergabung dalam Kelompok Pengamen Jalanan (KPJ). Dengan menggunakan
nama Iwan Fals yang sudah terkenal, KPJ membuat album ini didukung oleh
Herry Lintauw, Anto Baret, Swartato, Eko Partiteur. Iwan sendiri hanya
bernyanyi penuh pada lagu ‘Kembang Pete’, ‘Kupaksa Untuk Melangkah’, dan
‘Dua Menit Sepuluh Detik’. Sawung Jabo turut berpartisipasi dalam lagu
‘Penari Jalanan’.
Daftar lagu: ‘Kembang
Pete’, ‘Kupaksa Untuk Melangkah’, ‘Senandung Istri Bromocorah’, ‘Kaum
Urbanis’, ‘Krisis Pemuda’, ‘Serenade’, ‘Sumbang’, ‘Warijem Dan Tukiman’,
‘Penari Jalanan’, ‘Dua Menit Sepuluh Detik’.
Ethiopia (1986)
Ethiopia (1986)
Diilhami dari bencana
kelaparan di Ethiopia, album ini cukup laris dipasaran karena
peredarannya sangat pas dengan momen tersebut. Ada lagu ‘Willy’ yang
bercerita tentang sahabat Iwan yaitu WS.Rendra yang kabarnya
mengasingkan diri karena dicekal oleh pemerintah sebab puisi-puisinya
yang keras. Lagu ‘Tikus-Tikus Kantor’ yang liriknya menarik dan lucu
sangat sesuai dengan kenyataan. Dan lagu ’14-4-84’, konon lagu ini
sempat dilarang dinyanyikan oleh aparat kepolisian saat Iwan konser di
Sumatera.
Daftar lagu: ‘Ethiopia’,
‘Sebelum Kau Bosan’, ‘Tikus Tikus Kantor’, ‘14-4-84’, ‘Willy’, ‘Entah’,
‘Kontrasmu Bisu’, ‘Berandal Malam Di Bangku Terminal’, ‘Lonteku’, ‘Bunga
Bunga Kumbang Kumbang’.
Aku Sayang Kamu (1986)
Aku Sayang Kamu (1986)
Album ini meledak
dipasaran karena lagu ‘Aku Sayang Kamu’ yang cocok dengan remaja yang
sedang kasmaran, dan saat itu lagu-lagu cinta banyak yang ‘cengeng’,
Iwan menciptakan lagu cinta dengan musik gembira dan lirik gamblang.
Musik directornya Bagoes A.A., lagu-lagunya begitu nge-pop. Selama
beberapa bulan lagu ini menduduki puncak tanggal lagu di radio-radio.
Daftar lagu: ‘Aku Sayang
Kamu’, ‘Gali Gongli’, ‘Timur Tengah I’, ‘Jangan Tutup Dirimu’, ‘Selamat
Tinggal Malam’, ‘Ya Hui Ha He Ha’, ‘Yayaya Oh Ya’, ‘Lho’, ‘Timur Tengah
II’, ‘Kota’.
Lancar (1987)
Lancar (1987)
Album ini dikerjakan Iwan
bersama sahabat lamanya yaitu Dama Gaok dan Maman Piul. Hits ‘Lancar’,
‘Kereta Tua’ dan ‘Nenekku Okem’ memiliki irama country khas Iwan. Pada
lagu ‘Yakinlah’ Iwan berduet dengan Elly Sunarya.
Daftar lagu: ‘Lancar’,
‘Kuli Jalan’, ‘Kereta Tua’, ‘Columbia’, ‘Yakinlah’, ‘Kota’, ‘Sentuhan’,
‘Cantik Munafik’, ‘Nelayan’, ‘Nenekku Okem’.
Wakil Rakyat (1987)
Album yang musiknya
digarap Bagoes A.A. ini meledak dipasaran menjelang pemilu dan
menimbulkan kontroversi hebat. Lagu ‘Wakil Rakyat’ yang mengisahkan
wakil rakyat yang suka tidur waktu rapat ditanggapi sinis oleh penguasa.
Lagu ini bahkan sempat dicekal tidak boleh ditayangkan di televisi.
Namun Iwan dan Musica tidak kurang senjata, hits ‘Mata Indah Bola
Pingpong’ menjadi cadangan yang tidak kalah larisnya. Radio-radio
meletakkan lagu ini pada puncak tangga lagu Indonesia selama beberapa
bulan. Juga ada lagu ‘Potret Panen’ yang berkisah tentang bencana hama
wereng yang menghabiskan panenan padi petani.Wakil Rakyat (1987)
Daftar lagu: ‘Mata Indah Bola Pingpong’, ‘Surat Buat Wakil Rakyat’, ‘Teman Kawanku Punya Teman’, ‘Emak’, ‘Potret Panen Mimpi Wereng’, ‘Diet’, ‘Libur Kecil Kaum Kusam’, ‘Dimana’, ‘Guru Zirah’, ‘PHK’.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar