Jumat, 05 September 2014

Ukraina: Perwira Rusia Tekan Tombol Rudal ke Arah MH17 Internasional 0 22 Jul 2014 22:43


Ukraina: Perwira Rusia Tekan Tombol Rudal ke Arah MH17

  •  Internasional
  •  
  •  0
  •  
  •  22 Jul 2014 22:43
Ilustrasi MH17 terbakar (Liputan6.com/Andri Wiranuari)
Liputan6.com, Kiev - Ketika jasad-jasad korban kecelakaan maut Malaysia Airlines Penerbangan MH17 mencapai Kharkiv, kota di bawah kendali Pemerintah Ukraina, pihak kembali Kiev kembali melancarkan tudingan pada Rusia. Menyebut perwira Moskos lah yang menembak jatuh pesawat yang mengangkut 298 orang itu. 

Vitaly Nayda, direktur keamanan informasi Ukraina yang menyuarakan tudingan tersebut dalam wawancara dengan CNN. "Pelakunya pasti Rusia," kata dia, seperti dikutip Liputan6.com pada Selasa (22/7/2014).

"Seorang perwira yang terlatih, dilengkapi senjata, dan terdidik...memencet tombol." Intelijen ukraina, kata dia, punya bukti yang mendasari klaim tersebut. 

Bukti itu, kata Nayda, adalah rekaman audio yang didapat pihak intelijen. "Kami merekam percakapan antara perwira Rusia dan seseorang di kantornya di Moskow," kata dia. "Kami tahu pasti, beberapa menit sebelum rudal ditembakkan, ada laporan ke perwira tersebut bahwa pesawat (target) telah datang." 

"Mereka tahu pesawat itu datang dengan kecepatan dan arah yang konstan. Mereka seharusnya tahu, itu bukan pesawat tempur namun 'pesawat sipil berbadan lebar." 

Namun, rekaman tersebut hingga kini belum dirilis ke publik. 

Sebelumnya, Moskow membantah bertanggung jawab terkait penembakan MH17. Petinggi militer Rusia, Letnan Jenderal  Andrei Kartapolov bahkan menuduh Ukraina lah yang menembak pesawat tersebut dari salah satu jet militer-- tudingan itu dibantah Presiden Ukraina Petro Poroshenko, yang mengatakan saat kejadian semua pesawat tempur negaranya masih ada di darat.

'Tersangka' ketiga, pemberontak Ukraina pro-Rusia juga membantah bertanggung jawab. "Ini adalah bagian dari perang informasi," kata pemimpin pemberontak Alexander Borodai. "Kami tidak memiliki kemampuan teknis untuk menghancurkan pesawat itu. Namun, Ukraina tidak tertarik pada kebenaran." 

Secara terpisah, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, negaranya akan menggunakan pengaruhnya pada pemberontak Ukraina demi investigasi menyeluruh. 

Namun, pihak AS tak percaya kata-kata Putin. "Tak ada perkataan putin yang bisa dipercaya," kata senator Partai Republik dari Arizona, John McCain. "Ada 'terlalu banyak bukti' keterlibatan Rusia dalam tragedi ini."

Rusia Bantah Terlibat Jatuhnya MH17


Rusia Bantah Terlibat Jatuhnya MH17

  •  Internasional
  •  
  •  0
  •  
  •  23 Jul 2014 12:13
Ilustrasi MH17 terbakar (Liputan6.com/Andri Wiranuari)
Liputan6.com, Kiev - Tertembaknya pesawat penerbangan sipil oleh senjata militer merupakan pelanggaran berat terhadap hukum internasional. Tidak heran jika pihak-pihak yang dicurigai sebagai pelakunya akan saling tuduh satu sama lain, apalagi jika kejadian itu terjadi di tengah-tengah konflik yang serba saru.
Sejumlah pejabat Amerika Serikat menjelaskan kepada Associated Press bahwa intelijen yang ada pada mereka menengarai ditembaknya pesawat Malaysia Airlines oleh milisi anti-Kiev, namun tidak ditemukan adanya kaitan dengan Rusia.
Pihak yang berwenang yakin pesawat penumpang itu disergap menggunakan rudal darat-ke-udara SA-11 yang ditembakkan oleh anggota-anggota milisi Ukrainia.
Sebgaimana yang dilansir Liputan6.com dari Russia Today, Seorang pejabat mengatakan bahwa penjelasan yang paling mungkin adalah bahwa pesawat itu ditembak karena salah sangka. Ini merupakan penjelasan yang diperkuat oleh jatuhnya 12 pesawat militer karena ditembak pihak militan sebelum ini di kawasan itu.
Intelijen yang ada menunjukkan bahwa, walaupun pihak AS bersikukuh Rusia "menciptakan kondisi" yang mengarah kepada terjadinya penembakan itu, para pejabat tidak mengetahui adanya kehadiran pesawat Rusia manapun sewaktu terjadinya peluncuran rudal itu, dan belum dapat memastikan bahwa para awak rudal itu dilatih di Rusia.
Hancurnya pesawat terbang itu, dengan 298 penumpang di dalamnya, telah memperparah gesekan antara AS, pusat kekuatan Eropa, dan Rusia sehubungan dengan keadaan yang berkembang di timur Ukraina.
Kotak hitam pesawat itu sudah diserahkan kepada pihak berwenang Malaysia pada Senin malam lalu oleh milisi Ukrainia.
Akses ke ladang tempat reruntuhan, yang terletak di tempat yang sepi di Republik Rakyat Donetsk, telah dibatasi dan ada selentingan adanya perilaku tidak baik oleh milisi di kawasan itu.
Seorang pejabat mengatakan bahwa, sehubungan dengan siapa yang sesungguhnya menembakkan rudal itu, "kami tidak mempunyai nama siapapun, kami tidak tahu pangkatnya dan kami bahkan tidak yakin 100% tentang kebangsaannya."
Pejabat itu mengatakan bahwa "tidak akan ada saatnya Perry Mason di sini," sambil mengacu kepada kemungkinan tiadanya kesimpulan yang pasti.
Sebagai catatan, Liputan6.com mendapatkan sedikit keterangan tentang Perry Mason, yang adalah tokoh fiktif dalam sandiwara tentang seorang pengacara yang menangani kasus-kasus yang tidak terpecahkan.
Para pejabat menyadari bahwa sebagian pemeriksaan mereka mengandalkan tayangan-tayangan media sosial, khususnya video peluncur rudal yang disebut sebagai sistem rudal Buk sedang menyeberang menuju wilayah Rusia, dan kelihatan meluncurkan sebuah rudal. Setelah ditanyai, para pejabat intelijen itu mengakui bahwa mereka belum memastikan asal maupun isi video itu.
Penjelasan hari Selasa lalu itu sepertinya sangat berbeda dari komentar-komentar yang dilontarkan oleh presiden AS, Barack Obama, sehari sebelumnya, yang mengatakan bahwa pesawat Malaysia Airlines telah "ditembak di atas wilayah yang dikendalikan oleh pihak separatis yang didukung Rusia" dan kedua pihak telah dipersenjatai dengan senjata anti-pesawat udara dan dilatih oleh Rusia.
Pada Senin lalu, Wakil Jurubicara Departemen Luar Negeri AS, Marie Harf, ditanyai apakah AS dapat mendukung klaim bahwa "akal sehat" menunjukkan milisi Ukraina itulah yang menembak jatuh pesawat Malaysia Airlines, berbarengan dengan bukti dari media sosial. Harf memberikan tanggapan bahwa ada "sejumlah informasi" yang dikumpulkan oleh intelijen AS terkait kejadian itu.
"Terkadang kamu tidak bisa melanjutkan hingga ke hal-hal yang spesifik," katanya. "Berdasarkan informasi yang tentunya masuk akal, betul kami mengetahui di mana rudal itu ditembakkan, kami siapa yang memiliki senjata itu."
"Tentunya saya menyalahkan Rusia atas perilaku separatis pro-Rusia pada umumnya, tapi kita perlu mendapatkan semua fakta tentang kejadian ini."
Pihak militer Rusia telah memaparkan informasi bahwa pesawat Su-25 milik Ukrainia sedang menanjak ke arah pesawat Boeing milik Malaysia itu sesaat sebelum malapetaka tersebut.

Senyum, Wajah Gembira...Penumpang MH17 Meregang Nyawa Tanpa Derita Internasional 3 23 Jul 2014 12:33


Senyum, Wajah Gembira...Penumpang MH17 Meregang Nyawa Tanpa Derita

  •  Internasional
  •  
  •  3
  •  
  •  23 Jul 2014 12:33

Liputan6.com, Amsterdam - Pesawat Malaysia Airlines Penerbangan MH17 berakhir tragis, Kamis 17 Juli 2014. Boeing 777 yang menempuh rute Amsterdam-Kuala Lumpur tersebut ditembak jatuh di Ukraina timur, wilayah yang bergolak akibat pemberontakan. 

Kapal terbang itu hancur dan terbakar, isi bagasi berserakan, jasad-jasad 298 orang -- kru dan penumpang-- tersebar. Bagaimanapun kondisinya, menurut ahli forensik Australia, mereka tak sempat merasaan penderitaan di saat-saat terakhirnya. Tanpa rasa sakit. 

Dosen tamu dari University of Canberra, David Royds mengatakan, ledakan awal -- dari objek diduga rudal yang meledak dalam jarak sekitar 20 meter dari pesawat -- bukan yang menewaskan para penumpang. Dekompresi yang berlangsung cepat dan temperatur yang membekukan di ketinggian 33.000 kaki atau sekitar 10 km di atas permukaan Bumi lah yang menyebabkan kematian mendadak. 

"Terbang di atas ketinggian lebih dari 10 kilometer di atas permukaan Bumi, ledakan akan menyebabkan temperatur kabin merosot hingga minus 50 derajat Celcius, disusul tekanan udara yang turun drastis dan hilangnya oksigen," kata Royds seperti Liputan6.com kutip dariNews.com.au, Rabu (23/7/2014). 

"Kondisi dingin ekstrem tersebut akan membuat kesadaran para penumpang hilang dalam hitungan detik," tambah dia. "Kemungkinan besar, semua yang ada di dalam MH17 tak sempat mengalami penderitaan, tak ada waktu bagi mereka untuk merasa khawatir." 

Kini, kotak hitam telah diserahkan oleh pemberontak ke pihak Malaysia. Para penyelidik sedang mencari tahu apa gerangan yang membuat kapal terbang itu jatuh. Selama ini diduga sistem rudal Buk yang bertanggung jawab mencelakakan MH17 -- yang meledak sebelum menghantam badan pesawat, melepas pecahan peluru dalam pola yang dirancang untuk memotong sejumlah komponen.
Royds, yang pernah memimpin investigasi bom Bali 2002 mengatakan, jasad para penumpang bisa jadi menyimpan barang bukti insiden tragis itu. 

Selanjutnya: Kesaksian Detik-detik Terakhir Sebelum Penerbangan

Bujuk Pemain yang Kabur, Shakhtar Pindah 'Rumah


Bujuk Pemain yang Kabur, Shakhtar Pindah 'Rumah'

  •  Liga Dunia
  •  
  •  0
  •  
  •  23 Jul 2014 19:43
Pemaij Shakhtar Taison (tengah) berselbrasi setelah mencetak gol pada pertandingan sepak bola Liga Champions Grup A antara Shakhtar Donetsk melawan Manchester United di Donetsk, Pada Rabu (2/10/13) waktu setempat. (AFP/Sergei Supinsky)
Liputan6.com, Donetsk: Demi membujuk enam pemain yang kabur, klub asal Ukraina, Shakhtar Donetsk memindahkan tempat latihan sekaligus stadion. Manajemen Shakhtar tidak tahu kapan akan kembali ke 'rumah asalnya'.

Enam pemain Shakhtar, yakni Douglas Costa, Fred, Dentinho, Alex Teixiera, Ismaily, dan Facundo Ferreyra belum singgah di Ukraina usai pertandingan uji coba melawan Lyon di Prancis, Selasa (15/7/2014). 

Penyebabnya, krisis keamanan sedang terjadi di Ukraina dan menyebabkan penembakkan terhadap pesawat Malaysia Airlines MH17, Kamis (17/7/2014).

Pihak Shakhtar ingin membujuk dan mengamankan pemainnya dari konflik. Upaya itu dilakukan dengan memindahkan markas mereka yang berada di Donbass Arena, kini dipindahkan ke Arena Lviv, Kiev, yang berkapasitas 35 ribu penonton.

"Kami akan memainkan semua pertandingan kandang di Arena Lviv. Kami akan berlatih dan tinggal di Kiev. Tim menyukai kota dan suasana di sini," kata sang manajer Mircea Lucescu, dikutip dari Sky Sports.

Arena Lviv berada 600 kiometer dari Donetsk. Shakhtar akan menjadikan Arena Lviv sebagai rumah utama mereka hingga konflik di Ukraina Timur berakhir. "Kami tidak tahu (kapan akan kembali ke Donbass Arena)," singkat Lucescu.

Sebelumnya, gelandang serang Shakhtar, Douglas Costa mengatakan tidak mau bermain sepakbola di kawasan yang sedang terlibat konflik.

"Saya suka dengan klub, oran-orang di sana, kotanya, tapi kami takut. Kami ingin bertahan di tim, tapi kami kondisinya harus bebas dari risiko," ucap Costa.
Credit: Arry Anggadha

KBRI di Denhaag: 40 Peti Korban MH17 Tiba di Indonesia Kamis Peristiwa 1 24 Jul 2014 04:14


KBRI di Denhaag: 40 Peti Korban MH17 Tiba di Indonesia Kamis

  •  Peristiwa
  •  
  •  1
  •  
  •  24 Jul 2014 04:14
Beberapa petugas memindahkan peti jenasah korban jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH-17 di Bandara Kharkiv, (23/7/2014), untuk diterbangkan menuju Belanda. (REUTERS/Gleb Garanich)
Liputan6.com, Jakarta - Kedutaan Besar Republik Indonesia di Den Haag, Belanda akan menerima jenazah korban kecelakaan pesawat Malaysia Airlines MH17 dari Kementerian Luar Negeri Belanda untuk dipulangkan ke Tanah Air, Rabu pukul 16.00 waktu Belanda (pukul 21.00 WIB).

"Duta Besar Indonesia untuk Belanda, ibu Retno Marsudi akan hadir dalam proses pemulangan tersebut yang dijadwalkan hari ini di bandara Eindhoven," kata Koordinator Fungsi Protokoler dan Konsuler Vevie Damayanti di Delft, Belanda, Rabu (23/7/2014).

Menurut dia, KBRI telah menghubungi sejumlah pihak baik yang berada di Belanda maupun Indonesia, yang anggota keluarganya menjadi korban kecelakaan pesawat tersebut.

Dia menambahkan pemulangan 60 jenazah korban MH17 yang jatuh di wilayah Ukraina pada Kamis (17/7) kali ini merupakan gelombang pertama.

"Peti jenazah yang akan tiba berjumlah 40 puluh," tambah Vevie.

Jenazah korban MH17 akan dibawa dengan pesawat C-130 Hercules milik pemerintah Belanda dan C-17 milik Australia.

Proses identifikasi jenazah yang akan dilakukan pemerintah Belanda juga melibatkan perwakilan dari Indonesia, kata Vevie.

"Sehingga jika ada jenazah yang sudah diidentifikasi bisa langsung dibawa pulang oleh keluarganya. Jadi tidak menunggu sampai semuanya selesai diidentifikasi," tambahnya.

Sementara itu Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte mengatakan proses identifikasi jenazah akan memakan waktu berbulan-bulan.

"Segera setelah beberapa korban siap dipindahkan, pesawat itu akan berangkat," kata Rutte seraya menegaskan bahwa semua mayat korban akan dibawa ke Belanda baru kemudian dipulangkan ke negara asal masing-masing.

Australia yang kehilangan 37 warganya dalam musibah itu juga mengirimkan pakar forensik dan petugas penyelidik lain ke Eindhoven dan Ukraina.

Begitu tiba di Eindhoven, mayat-mayat itu akan dibawa ke barak militer Kaporaal van Oudheusden di Hilversum yang berjarak sekitar 100 km.

Rutte menolak membicarakan kemungkinan sanksi terhadap Rusia, yang diduga memasok rudal yang digunakan untuk menembak jatuh pesawat naas itu. Dia mengatakan menteri luar negeri Uni Eropa termasuk Menteri Luar Negeri Belanda Frans Timmermans saat ini tengah membicarakan masalah tersebut di Brussels. (Ant)
Credit: Muhammad Ali

Misteri Nada Dering dari Ponsel Milik Penumpang MH17... Internasional 3 24 Jul 2014 11:04


Misteri Nada Dering dari Ponsel Milik Penumpang MH17...

  •  Internasional
  •  
  •  3
  •  
  •  24 Jul 2014 11:04
Fatima Dyczynski (Daily Mail)
Liputan6.com, Perth - Fatima Dyczynski ada dalam daftar korban kecelakaan maut pesawat Malaysia Airlines MH17 di wilayah Ukraina Timur. Perempuan 25 tahun yang cantik dan cerdas itu -- punya masa depan cerah sebagai insinyur antariksa -- kala itu sedang dalam perjalanan pindah dari Jerman, untuk memulai kehidupan baru di Perth, Australia. 

Ia akan memulai magang di ibukota Australia Barat itu. Di IBM. Perempuan muda itu juga berencana menjadi penduduk tetap (permanent resident) Australia --yang ia impikan sejak lama. 

Meski pihak berwenang menyatakan, dari 298 orang yang ada dalam Boeing 777 tersebut, tak ada satupun yang selamat, sang ibu Angela Rudhart-Dyczynsk masih berharap putri kesayangannya masih bernyawa. 

Sebab, ada nada dering dari ponsel milih Fatima, saat dihubungi. Oleh karena itulah, Angela dan suaminya,  Jerzy (George) Dyczynski memutuskan terbang ke Eropa. 

"Kami yakin, Fatima bisa jadi masih hidup -- itu mengapa kami melakukan perjalanan ini," kata dia seperti Liputan6.com kutip dari Daily Mail, Kamis (24/7/2014). 

Keduanya, yang tinggal di Mosman Park, naik pesawat dari Bandara Perth menuju Amsterdam Kamis ini, mengenakan kaus bergambar wajah ayu putri mereka dan tulisan, 'Fatima We Love You'. Fatima, kami mencintaimu. 

Sang kepala keluarga, Jerzy Dyczynski bahkan bersumpah, ia dan istrinya akan menuju ke zona perang Ukraina di mana MH17 ditembak jatuh, jika dinyatakan bahwa jasad Fatima ada di antara 100 korban yang jenazahnya masih dikhawatirkan hilang. Meski pihak berwenang melarang keluarga korban mendekati area yang sedang bergolak akibat pemberontakan. 

Mereka adalah keluarga korban pertama yang merespons tawaran pemerintah Australia untuk terbang ke Belanda untuk membawa pulang jenazah orang yang mereka cintai. 

Anggota Separatis Pro-Rusia: Kami Menembak Jatuh MH17 Internasional 1 24 Jul 2014 11:37


Anggota Separatis Pro-Rusia: Kami Menembak Jatuh MH17

  •  Internasional
  •  
  •  1
  •  
  •  24 Jul 2014 11:37
Separatis Pro-Rusia. (Reuters)
Liputan6.com, Donetsk - Seorang anggota kelompok separatis Pro-Rusia mengaku bahwa pihaknya telah menembak jatuh pesawat Malaysia MH17 pada Kamis, 17 Juli lalu.
Sebuah koran Italia, Corriere Della Sera sempat melakukan wawancara dengan seorang anggota separatis yang tak disebutkan namanya pada Rabu, 23 Juli 2014 ketika hendak mengevakuasi jenazah korban.
Dalam wawancara tersebut disebutkan, pada hari tragedi itu kelompok Pro-Rusia mengira pesawat yang melintas (MH17) adalah pesawat militer. Mereka bahkan telah menyiapkan pasukan darat untuk menghadapi kelompok pro-Ukraina.
"Kami baru saja menembak pesawat fasis Kiev (MH17), teriak prajurit lain. Mereka memperingatkan kita untuk hati-hati akan pasukan musuh lain yang diterjunkan," ceritanya.
Saat itu, lanjutnya, saya sedang mencari parasut di tanah dan pepohonan.
"Saya menemukan tubuh seorang gadis kecil, mungkin berumur 5 tahun. Dia tertelungkup dan kondisinya mengerikan. Saat itulah saya menyadari bahwa pesawat itu adalah pesawat sipil, bukan militer," ungkap separatis yang merupakan bagian dari unit paramiliter, seperti Liputan6.com lansir dari Newsweek (24/07/2014).
Separatis yang berusia 31 tahun ini mengaku bertugas menjaga lokasi kejadian sejak pesawat jatuh pada 17 Juli lalu.
Sebelumnya, Rusia dituding pemerintah Ukraina sebagai pihak yang berada di balik penembakan pesawat MH17. Namun Rusia secara tegas membantahnya dan menuding balik Ukraina adalah pelaku penembakkan.

Sementara itu, Direktur keamanan informasi Ukraina, Vitaly Nadya mengaku memiliki rekaman audio yang didapat dari pihak intelijen. "Kami merekam percakapan anatar perwira Rusia dan seseorang di kantornya di Moskow. Kami tahu pasti, beberapa menit sebelum rudal ditembakkan, ada laporan ke perwira tersebut bahwa pesawat (target) sudah datang."

Berdasarkan data pemantauan militer, Rusia menyebutkan bahwa pesawat Su-25 milik Ukraina terbang mendekati MH17 kemudian menembakkan rudal ke arah pesawat tersebut.
Sebanyak 298 orang tewas dalam tragedi tersebut, 40 jenazah korban pertama telah tiba di Belanda untuk proses indentifikasi.

Sementara dua kotak hitam pesawat telah berada di Hampshire, Inggris pada Rabu, 23 Juli untuk proses penyelidikian. (Imel Pebreyanti/Ein)
Baca Juga: