Game Ini Membuat Anda Merasakan Sensasi Mati
Unik
- Internasional
- 0
- 11 Agu 2014 16:52
Ilustrasi kematian
Kini muncul sebuah permainan atau game yang mencoba menjawab rasa penasaran itu.
'Samadhi -- 4D Experience of Death', namanya, menggunakan efek khusus yang dramatis untuk membawa pemainnya merasa dekat dengan -- apa yang dibayangkan pencipta game sebagai -- pengalaman mati.
Permainan yang akan dibuka di Shanghai pada September 2014 akan mengundang para partisipan untuk bersaing dalam serangkaian tantangan untuk menghindari "mati."
Siapa kalah akan 'dikremasi'. Main-main tentunya. Namun, setidaknya mereka akan dibaringkan di ban berjalan dari rumah pemakaman ke krematorium palsu -- yang mensimulasikan upacara kematian.
Meski palsu, kremator menggunakan udara panas dan proyeksi cahaya, untuk menciptakan 'pengalaman terbakar'.
Setelah 'kremasi' peserta yang kalah akan dipindahkan ke kapsul lembut yang menandakan proses kelahiran kembali.
Lantas, apa yang terjadi dengan pemenangnya? "Dia pastinya juga mati," kata salah satu pembuat game, Ding Rui, seperto Liputan6.com kutip dari situs CNN, Senin (11/8/2014). "Seperti keniscayaan di dunia ini, semua orang pasti mati, tak peduli berapa kali mereka pernah lolos dari maut."
Ding dan rekannya, Huang Wei-ping melakukan riset panjang untuk membuat permainan tersebut. Termasuk soal proses kremasi yang dilalui mayoritas mendiang di Tiongkok.
Pasangan ini mengunjungi krematorium sungguhan, dan meminta untuk dikirim ke tungku yang apinya dimatikan.
Pencerahan
"Ding masuk lebih dulu ke krematorium, sementara saya stres bukan main mengamatinya dari luar," kata Huang. "Petugas juga merasakan tekanan yang sama. Sebab, mereka biasanya fokus mengirim jasad ke tungku, tak pernah menarik mereka kembali.
Huang juga mencicipi sensasi masuk ke tungku kremasi. "Rasanya panas bukan kepalang. Aku tak bisa bernafas, rasanya hidupku segera berakhir," kata dia. Padahal, ia hanya masuk ke tungku mati.
Huang mengaku, ketertarikannya pada kematian muncul dalam episode pencarian jiwa dalam hidupnya, ketika ia sukses menjadi pedagang namun merasakan kehidupan rohaninya kering kerontang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar