Alasan Orang Kristen Sejati Tidak Menggunakan Salib dalam Ibadat
00:00
04:03
SALIB dipuja dan dihormati oleh jutaan orang. Encyclopædia Britannica menyebut
salib sebagai ”lambang utama agama Kristen”. Meskipun demikian, orang
Kristen sejati tidak menggunakan salib dalam ibadat. Mengapa?
Satu alasan penting ialah karena Yesus Kristus
tidak mati pada salib. Kata Yunani yang umumnya diterjemahkan menjadi
”salib” adalah stau·ros′, yang pada dasarnya berarti ”sebuah tiang pancang atau tonggak yang lurus”. The Companion Bible mengatakan, ”[Stau·ros′] tidak pernah berarti dua batang
kayu yang dipasang bersilangan dengan sudut tertentu . . . Bahasa
Yunaninya [dalam Perjanjian Baru] bahkan tidak menyiratkan dua batang
kayu.”
Dalam beberapa ayat, para penulis Alkitab menggunakan kata lain untuk alat yang mengakibatkan kematian Yesus, yaitu kata Yunani xy′lon. (Kisah 5:30; 10:39; 13:29; Galatia 3:13; 1 Petrus 2:24) Kata itu sekadar berarti ”kayu” atau ”sebuah tongkat, pentung, atau pohon”.
Ketika menjelaskan mengapa hanya sebuah tonggak yang sering digunakan untuk melaksanakan hukuman mati, buku Das Kreuz und die Kreuzigung (Salib
dan Penyaliban), karya Hermann Fulda, menyatakan, ”Di tempat yang
dipilih untuk melaksanakan hukuman mati di depan umum, tidak selalu ada
pohon. Maka, sebuah balok kayu biasa ditancapkan ke tanah. Tangan dan
kadang-kadang juga kaki si terdakwa direntangkan di sepanjang tiang lalu
diikat atau dipakukan pada tiang itu.”
Tetapi, bukti yang paling meyakinkan berasal dari
Firman Allah. Rasul Paulus mengatakan, ”Dengan membeli kita, Kristus
melepaskan kita dari kutuk Hukum dengan menjadi orang yang dikutuk
menggantikan kita, karena ada tertulis, ’Terkutuklah setiap orang yang
digantung pada sebuah tiang [”kayu”, Terjemahan Lama; ”pohon”, King James Version].’” (Galatia 3:13) Di ayat itu, Paulus mengutip Ulangan 21:22, 23,
yang jelas-jelas menyebutkan sebuah tiang, bukan salib. Dengan dihukum
mati pada alat seperti itu, si terdakwa menjadi ”orang yang dikutuk”.
Maka, patung Kristus yang dipakukan tidak pantas dijadikan hiasan di
rumah seorang Kristen.
Tidak ada bukti bahwa selama 300 tahun setelah
kematian Kristus orang yang mengaku Kristen menggunakan salib dalam
ibadat. Tetapi, pada abad keempat, Kaisar Konstantin yang kafir berganti
agama ke Kekristenan yang sesat dan memasyarakatkan salib sebagai
lambang Kristen. Apa pun motif Konstantin, salib tidak ada hubungannya
dengan Yesus Kristus. Faktanya, salib berasal dari kekafiran. New Catholic Encyclopedia mengakui,
”Salib terdapat dalam kebudayaan pra-Kristen maupun non-Kristen.”
Berbagai narasumber lain menghubungkan salib dengan penyembahan alam dan
upacara seks kekafiran.
Maka, mengapa lambang kafir itu diagungkan?
Tampaknya, agar orang kafir lebih mudah menerima apa yang mereka sebut
Kekristenan. Tetapi, pemujaan lambang kafir apa pun jelas-jelas dikutuk
oleh Alkitab. (2 Korintus 6:14-18) Alkitab juga melarang semua bentuk penyembahan berhala. (Keluaran 20:4, 5; 1 Korintus 10:14) Maka, orang Kristen sejati mempunyai alasan yang kuat untuk tidak menggunakan salib dalam ibadat. *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar